TBM Akar pelangi mengadakan
kegiatan membaca nyaring sekaligus sebagai kampanye gerakan orangtua
baca buku kepada masyarakat dan wisatawan. Kegiatan dilaksanakan pada hari
Minggu sore, 28 Juli 2019 di tengah perkebunan teh di pendopo bukit Ngisis,
Desa Wisata Nglinggo, Kulonprogo.
Kegiatan yang diadakan di tengah
kebun teh tersebut diikuti oleh anak-anak dari sekitar desa wisata. Adapun buku
yang dibacakan adalah cerita bergambar, sehingga menarik bagi anak. Ada yang
berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah
kembali mempopuperkan gerakan membacakan cerita kepada anak. Dengan rutin
membacakan cerita kepada anak, banyak manfaat yang didapat, salah satunya
membuat anak jadi gemar membaca .” jelas Beny Abdurrahman dari TBM Akar
Pelangi.
Angka gemar membaca di Indonesia
memang masih rendah yaitu 0,001 persen. Artinya bahwa setiap 1000 orang, yang
gemar membaca hanya 1 orang. Ini menunjukkan bahwa betapa rendahnya minat baca
kita. Ada beberapa faktor secara empirik yang mempengaruhi rendahnya minat baca
orang Indonesia, salah satunya karena memang tersedianya buku bacaan yang
tersedia jauh dari ideal. Maka dari itu, adanya perpustakaan desa atau taman
bacaan masyarakat menjadi penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Program membacakan cerita ini
dilakukan untuk mensukseskan gerakan nasional orangtua membaca buku (Gernas
Baku) yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk membacakan buku kepada anak, salah satu metodenya adalah
membaca nyaring atau read aloud.
Membaca nyaring adalah metode
mengajarkan membaca yang paling efektif
untuk anak-anak karena dengan metode ini bisa mengkondisikan otak anak untuk
mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Juga
menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata
(vocabulary), dan memberi contoh cara membaca yang baik (reading role model). Manfaat
read aloud antara lain dapat membangun keterampilan literasi melalui pengenalan bunyi, intonasi, kemampuan
mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Pemilihan lokasi membaca di objek
wisata bukan tanpa alasan. Agus, salah satu pengurus Akar Pelangi menjelaskan
bahwa hal tersebut dilakukan agar masyarakat luas terutama wisatawan sadar akan
pentingnya membaca. Tujuan lainnya adalah untuk memberi hiburan atau rekreasi
kepada anak-anak. “Sebenarnya kegiatan membaca ini kita adakan setiap minggu,
namun kami agendakan beberapa bulan sekali untuk melakukan kegiatan di tempat
wisata, agar tidak bosan” imbuhnya.
“Enak, di sini bisa menikmati
cerita sambil merasakan sejuknya udara di pegunungan. Apalagi melihat
pemandangan kebun teh dan perbukitan menoreh.” Kata Fuad, salah satu peserta
membaca.
Akar Pelangi dibantu oleh relawan
untuk menggelar kegiatan ini. “Ternyata menyenangkan, bisa berbagi cerita dan
belajar bersama adik-adik di sini”, jelas Keisya salah satu relawan dari Jogja.
Pengelola Akar Pelangi
menjelaskan bahwa memang sering ada relawan yang membantu kegiatan di taman
bacaan. “Terkadang mereka juga kami ajak untuk sekalian berwisata. Untuk
kedepannya kami sebenarnya ingin membuat paket wisata edukasi” imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar