Pada tanggal 24 - 28 Juni 2019, TBM Akar Pelangi berkesempatan mengikuti kegiatan residensi penggiat literasi di Klub Baca Perempuan, Lombok Utara. Residensi ini diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari berbagai daerah se Indonesia.
Residensi ini merupakan kegiatan rutin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2019 residensi diselenggarakan di 9 lokasi berbeda. Pada setiap lokasi mengambil tema yang berbeda-beda. Adapun tema residensi di Lombok ini adalah literasi baca tulis.
Kegiatan residensi ini bertujuan untuk menambah kompetensi para penggiat literasi. Bertempat di TBM, harapannya para peserta dapat mengambil pembelajaran mengenai cara mengelola dan menggiatkan kegiatan di taman bacaannya masing-masing.
TBM Akar Pelangi terpilih menjadi salah satu peserta setelah mengirimkan esai mengenai pengelolaan taman bacaan yang dikaitkan dengan salah satu dari enam literasi dasar.
Kami menginap di tenda-tenda yang berada di sekitar Rumah Indonesia. Sebuah bangunan dari bambu yang menjadi pusat kegiatan dari Klub Baca Perempuan. Rumah bambu ini sendiri didirikan oleh seorang penggiat literasi dari Toba, setelah bangunan awal mereka runtuh terkena gempa Lombok di tahun 2018 kemarin.
Sebenarnya Lombok masih dalam proses recovery dari gempa yang meluluhlantakkan bangunan-bangunan di sana. Namun ternyata Klub Baca Perempuan di sini memiliki peranan penting dalam membangun kembali Lombok, khususnya Lombok Utara.
Klub Baca Perempuan menjadi sentral pengumpulan bantuan dan donasi. Selain itu anggota-anggota klub baca juga sangat kompak dalam proses rehabilitasi pasca gempa. Bahkan mereka melakukan berbagai aksi seperti membuat dapur umum sampai mendistribusikan bantuan-bantuan.
Klub Baca ini di nahkodai oleh Ibunda Nursyida Syam. Beliau adalah sosok panutan. Sudah berbagai hal terkait dengan literasi atau kegiatan sosial lain yang dilakukan oleh beliau. Dengan sosok keibuannya, beliau membina masyarakat, ibu-ibu sampai anak-anak untuk berkegiatan. Mengembangkan bakat-bakat dan memberdayakan masyarakat.
Hari pertama di sana, kami mengunjungi salah satu kampung tertua bernama Prawira. Konon katanya kampung ini merupakan tempat persinggahan prajurit-prajurit kerajaan di Lombok. Sampai saat ini masih banyak peninggalan sejarah dan adat istiadat terawat. Di sini juga terdapat sebuah museum adat yang menyimpan benda-benda peninggalan Lombok Utara.
Pada malam hari, kami dihibur oleh penampilan anak-anak klub baca. Mereka mempunyai bakat sendiri-sendiri, ada yang jago menyanyi, menari dan baca puisi. Pada tahun 2018 kemarin bahkan mereka berkesempatan untuk tampil di Jakarta.
Banyak materi dan pelajaran yang diambil dari kegiatan selama empat hari ini. Adapun hasil dari kegiatan tersebut berupa tulisan yang menceritakan mengenai taman bacaan atau lingkungan taman bacaan Klub Baca Perempuan. Tema yang diambil para peserta meliputi empat tema besar, yaitu potensi daerah, bangunan bersejarah, tokoh adat dan sosial budaya masyarakat.